Sehat Bersama Ternak: Tim Kesehatan Hewan Unhas Bergerak di Desa Baring


Dalam rangka memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, tim kesehatan hewan Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan kegiatan pengabdian di Desa Baring, Kabupaten Pangkep. Upaya ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan hewan secara langsung, terutama dalam mengatasi ancaman Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) melalui vaksinasi dan transfer pengetahuan kepada peternak.


Sesi transfer pengetahuan menjadi wadah bagi tim Unhas untuk berbagi ilmu mengenai kesehatan hewan kepada masyarakat. Materi yang disajikan mencakup praktik umum seperti menjaga kebersihan kandang dan memberikan pakan bernutrisi serta kemampuan mendeteksi dini penyakit. Secara khusus, tim juga mengupas tuntas tentang PMK mulai dari akar penyebab hingga cara pencegahannya. Respon positif dan partisipasi aktif dari masyarakat mengindikasikan pemahaman mereka akan krusialnya kesehatan ternak sebagai penopang ekonomi. Melalui kegiatan ini diharapkan pemahaman dan kesadaran masyarakat Desa Baring terhadap kesehatan hewan dapat meningkat signifikan.


Agenda utama pengabdian ini adalah vaksinasi PMK. Tim kesehatan hewan Unhas dengan sigap memberikan vaksin kepada sapi milik warga. Prosesnya dilakukan hati-hati sesuai standar untuk menjamin efektivitas dan keamanan ternak. Para peternak menyambut baik program ini karena menyadari potensi kerugian ekonomiakibat wabah PMK. Vaksinasi menjadi tindakan proaktif penting untuk melindungi populasi sapi di Desa Baring dari penyakit menular ini.


Selain vaksinasi, sesi transfer pengetahuan menjadi ruang interaktif yang menarik bagi peternak. Tim Unhas tidak hanya menyampaikan materi satu arah namun juga membuka diskusi dan menjawab pertanyaan peserta. Peternak aktif berbagi pengalaman tentang kesehatan hewan termasuk tantangan beternak. Suasana akrab terjalin menciptakan forum yang kondusif untuk saling belajar dan bertukar informasi. Materi disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks peternakan Desa Baring menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga pengetahuan dapat langsung diterapkan dalam praktik beternak sehari-hari.


Salah satu fokus utama dalam transfer pengetahuan mengenai PMK adalah pemahaman gejala klinis awal. Tim Unhas menjelaskan secara detail tanda-tanda yang perlu diwaspadai peternak, seperti adanya lepuh atau luka pada mulut, lidah, gusi, dan sela-sela kuku sapi. Selain itu, dijelaskan pula gejala lain seperti air liur berlebihan, penurunan nafsu makan, demam, hingga pincang. Dengan mengenali gejala awal, peternak diharapkan dapat segera mengambil tindakan pencegahan penyebaran lebih lanjut dan melaporkannya kepada pihak berwenang. Pengetahuan ini memberdayakan peternak untuk menjadi garda terdepan dalam deteksi dini PMK di wilayah mereka.


Lebih lanjut, tim kesehatan hewan Unhas menekankan pentingnya biosekuriti sebagai langkah pencegahan utama PMK. Peternak diberikan pemahaman mengenai cara menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar, pembatasan akses keluar masuk orang dan kendaraan ke area peternakan, serta pentingnya karantina bagi sapi yang baru datang. Disampaikan pula mengenai desinfeksi rutin menggunakan bahan-bahan yang efektif membunuh virus PMK. Langkah-langkah biosekuriti yang sederhana namun konsisten ini diharapkan dapat memutus rantai penularan penyakit dan melindungi sapi-sapi di Desa Baring dari infeksi PMK.


Kegiatan pengabdian masyarakat ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek berupa vaksinasi, tetapi juga diharapkan memberikan dampak jangka panjang melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Tim kesehatan hewan Unhas berharap agar peternak di Desa Baring semakin mandiri dalam menjaga kesehatan ternak mereka. Dengan pemahaman yang baik mengenai kesehatan hewan secara umum dan khususnya PMK, diharapkan kejadian penyakit dapat dicegah dan kerugian ekonomi akibat ternak sakit dapat diminimalkan. Keberlanjutan dari praktik-praktik kesehatan hewan yang baik ini menjadi kunci untuk kesejahteraan peternak dan ketahanan pangan wilayah.


Sebagai penutup, kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh tim kesehatan hewan Universitas Hasanuddin di Desa Baring, Kabupaten Pangkep, ini menjadi contoh nyata sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat. Semangat berbagi ilmu dan kepedulian terhadap kesehatan hewan ternak menjadi modal penting dalam memajukan sektor peternakan di daerah. Diharapkan, kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan, menjangkau lebih banyak peternak dan wilayah, sehingga tercipta populasi ternak yang sehat dan berdaya saing. Dengan kolaborasi yang kuat, kesehatan hewan dan kesejahteraan peternak dapat terus ditingkatkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sapi Qurban: Bintang Utama Iduladha, Dramanya Menggelegar, Berkahnya Melimpah Ruah!

Kecanduan Scrolling Tanpa Tujuan: Surga atau Neraka Informasi yang Tak Berujung