Mungkin Kucing Zaman Sekarang Lebih Pilih Salmon Premium Daripada Ribut Sama Tikus Got

Dulu, di era kucing-kucing old school yang keras dan tanpa glamor, seekor meong sejati akan dengan gagah berani menerjang tikus got sebesar anak ayam. Itu adalah pertanda kejantanan, bukti insting predator yang membara. Tapi zaman sudah berganti, begitu juga dengan mentalitas para felidae rumahan. Sekarang, banyak dari mereka yang lebih memilih rebahan di sofa branded sambil menunggu salmon premium dihidangkan daripada bersusah payah mengejar-ngejar tikus got yang bau gotnya aja udah bikin ilfil. Kenapa bisa begitu? Mungkin memang standar hidup mereka sudah terlalu tinggi untuk urusan pertikusan ini.

Generasi Manja yang Terbiasa All You Can Eat Gratisan. Coba deh bayangin kehidupan tipikal kucing rumahan zaman sekarang. Bangun tidur langsung disuguhi makanan kering/basah rasa tuna dan salmon. Siang bolong tinggal meraih mangkuk air segar yang selalu terisi. Malamnya dapat treats lagi. Hidup mereka sudah kayak all you can eat gratisan 24/7. Ngapain juga repot-repot energi buat ngejar tikus got yang dagingnya nggak jelas kualitasnya dan risiko kena penyakitnya tinggi? Mending simpan tenaga buat sprint ke dapur pas dengar suara kresek-kresek bungkus makanan.

Tikus Got: Musuh yang Terlalu Nggak Level. Mari kita jujur, tikus got itu imagenya udah buruk di mata peradaban manusia. Kotor, bau, pembawa penyakit. Mungkin mentalitas kucing zaman sekarang juga udah ikut-ikutan jijik. Mereka seolah-olah berpikir, "Duh, maaf ya, level gue udah bukan lagi ribut sama makhluk bau got kayak gitu. Standar gue udah salmon premium, minimal tuna kaleng deh." Perkelahian dengan tikus got dianggap under their dignity, di bawah martabat mereka sebagai the real king/queen of the house.

Insting Predator yang Sudah Terkontaminasi Aroma Cat Food. Dulu, insting berburu kucing itu diasah dengan mengejar серangga (serangga), cicak, atau bahkan tikus kecil. Tapi kucing zaman sekarang? Insting mereka kayaknya udah terkontaminasi aroma yang super lezat tapi nggak ada unsur "berburu"-nya sama sekali. Mereka lebih akrab dengan suara kaleng makanan dibuka daripada suara cicit tikus ketakutan. Jadi, pas ketemu tikus beneran, reaksinya lebih ke bingung, "Ini makhluk apa? Kok nggak ada label 'rasa salmon'-nya?"

Mungkin Mereka Lebih Takut Kena Omelan Majikan. Ada satu teori lagi yang mungkin masuk akal. Kucing zaman sekarang kan pintar. Mereka tahu kalau setelah perkelahian dengan tikus got, konsekuensinya bisa panjang. Bulu jadi kotor, rumah jadi bau, belum lagi kalau ketahuan majikan bisa kena omelan plus nggak dikasih treats seminggu. Risiko yang terlalu besar untuk hadiah seekor tikus got yang nggak jelas dagingnya enak apa nggak. Mending cari aman, pura-pura nggak lihat, terus meraih hati majikan biar jatah salmon premium-nya ditambah.

Jadi, kesimpulannya, mungkin memang benar kucing zaman sekarang udah terlalu dimanjakan dan punya standar hidup yang tinggi. Urusan pertikusan diserahkan sepenuhnya pada manusia atau kucing-kucing kampung yang mentalitasnya masih keras. Para meong rumahan lebih memilih menjaga kebersihan bulu mereka sambil menunggu suapan salmon premium dari majikan tercinta. Ribut sama tikus got? No way, Jose! That's so last century!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sehat Bersama Ternak: Tim Kesehatan Hewan Unhas Bergerak di Desa Baring

Sapi Qurban: Bintang Utama Iduladha, Dramanya Menggelegar, Berkahnya Melimpah Ruah!

Kecanduan Scrolling Tanpa Tujuan: Surga atau Neraka Informasi yang Tak Berujung