Slow Respon dan Hierarki Pertemanan: Siapa yang Lebih Berhak Dapat Balasan Cepat?

 

Di dunia (perchat-an) yang serba cepat ini, kecepatan membalas pesan seolah-olah menjadi indikator penting dalam menilai tingkat kepentingan kita di mata teman atau sejawat. Sadar nggak sadar, ada semacam hierarki tak tertulis yang menentukan siapa yang lebih "berhak" mendapatkan balasan secepat kilat, dan siapa yang harus sabar menunggu bagai penunggu jodoh seperti saya ini. Pertanyaannya, siapa sih yang menduduki puncak piramida balasan cepat ini? Apakah teman yang paling dekat, bos yang paling ditakuti, atau gebetan yang paling bikin penasaran? Mari kita telaah lebih lanjut teori sosial media yang absurd tapi mungkin ada benarnya ini.

Biasanya, mereka yang menduduki level tertinggi dalam hierarki balasan cepat adalah keluarga inti (ibu, ayah, saudara kandung) dan tentu saja, gebetan (terutama di masa-masa pendekatan). Kalau ibu nge-chat nanya udah makan belum, rasanya seolah-olah alarm bahaya berbunyi kalau nggak langsung dibalas. Begitu juga dengan gebetan, setiap notifikasi darinya bisa memicu reaksi secepat jawaban kuis super cepat. Di level ini, slow respon bisa dianggap sebagai dosa besar yang berpotensi menimbulkan bencana.

Di bawah keluarga dan gebetan, ada sahabat karib dan bos (dalam konteks pekerjaan). Balasan dari sahabat biasanya diharapkan cukup cepat, apalagi kalau lagi bahas hal yang urgent atau sekadar lagi ngegosip panas. Begitu juga dengan bos, meskipun nggak secepat kilat balas chat gebetan, tapi tetap harus responsif (kecuali kalau memang lagi weekend atau cuti). Di level ini, slow respon masih bisa ditoleransi dengan sedikit pembenaran yang masuk akal.

Nah, di sinilah mulai terjadi perbedaan signifikan dalam kecepatan balasan. Teman biasa atau rekan kerja seringkali masuk dalam kategori "dibales kalau lagi sempat" atau "nanti juga dibales". Nggak ada tekanan sekuat level di atas. Bahkan, slow respon beberapa jam atau bahkan sehari pun masih dianggap wajar (walaupun kadang bikin sedikit kesel).

Di dasar piramida ada kenalan jauh yang jarang interaksi dan tentu saja, grup WhatsApp yang anggotanya ratusan orang. Balasan di level ini seringkali terlupakan atau bahkan nggak dibalas sama sekali. Kalaupun dibalas, biasanya cuma sticker atau reaksi singkat. Di level ini, ekspektasi untuk dibalas cepat praktis nihil.

Tentu saja, hierarki ini nggak mutlak. Ada faktor lain yang juga mempengaruhi kecepatan balasan, seperti tingkat kesibukan, mood, topik pembicaraan, dan tentu saja kepribadian si pembalas pesan. Ada orang yang memang tipe fast respon ke semua orang, ada juga yang memang lambat meskipun lagi santai.

Ironisnya, kadang orang yang sebenarnya paling kita butuhkan atau paling penting dalam hidup kita (selain keluarga dan gebetan di masa PDKT), justru seringkali yang paling slow respon. Mungkin karena kita merasa mereka akan selalu ada, jadi nggak perlu buru-buru balas? Atau mungkin karena kita terlalu banyak berharap?

Jadi, sadar atau tidak, dunia perchat-an kita memang diatur oleh hierarki pertemanan yang unik. Siapa yang lebih "berhak" dapat balasan cepat? Jawabannya mungkin subjektif dan tergantung pada dinamika hubungan masing-masing. Tapi yang jelas, kecepatan membalas pesan seringkali merupakan cerminan (walaupun belum tentu akurat) dari seberapa penting seseorang bagi kita. Setuju? Atau lu termasuk tim slow respon kah?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sehat Bersama Ternak: Tim Kesehatan Hewan Unhas Bergerak di Desa Baring

Sapi Qurban: Bintang Utama Iduladha, Dramanya Menggelegar, Berkahnya Melimpah Ruah!

Kecanduan Scrolling Tanpa Tujuan: Surga atau Neraka Informasi yang Tak Berujung